Ciri Akhlak Mulia
Alhamdulillah. Puji syukur hanya milik Alloh Swt., Dzat Yang Maha Kaya lagi Maha Kuasa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada yang mampu menciptakan alam raya dan segala isinya selain Alloh. Tiada yang bisa mencukupi seluruh rezeki makhluk, kecuali Alloh. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, jika batu intan di simpan di antara tumpukan bebatuan lainnya seperti batu bata, batu koral, batu kali, maka manusia akan berupaya sekuat tenaga demi mendapatkan batu intan itu. Sekalipun tangannya hingga lecet-lecet. Mengapa? Karena batu intan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi sebagai batu mulia.
Itu baru batu mulia. Maka, apalagi jika akhlak mulia. Tak ada manusia yang tak menyukai akhlak mulia. Bahkan Alloh pun mencintai hamba-Nya yang berakhlak mulia. Mengapa intan menjadi demikian tinggi nilainya? Karena batu intan memiliki kekuatan dan ketahanan yang jauh lebih besar dibanding batu lainnya, bahkan kekuatannya berada jauh di atas baja.
Oleh sebab itu, jikalau kita memetik hikmah dari perumpamaan batu intan ini, maka untuk memiliki akhlak mulia, kita perlu memiliki kekuatan dan ketahanan. Akhlak adalah respon spontan kita pada suatu hal atau kejadian. Banyak orang yang jika menyaksikan peristiwa tertentu yang memukau atau mengejutkan, maka yang terlontar dari lisannya adalah ucapan kotor, kasar, atau sia-sia tidak bernilai. Ini adalah akhlak, namun bukan termasuk akhlak yang mulia.
Sehingga untuk memiliki akhlak mulia, salah satunya adalah kita harus kuat dan tahan menjaga lisan kita dari ucapan-ucapan yang tidak pantas, apalagi ucapan yang berdosa. Hal ini tidaklah mudah, apalagi untuk membiasakannya. Syaitan akan selalu menggoda kita dengan berbagai macam cara. Namun sekali lagi, akhlak mulia lahir dari kekuatan dan ketahanan kita mengendalikan diri.
Tidak hanya lisan saja, demikian juga dengan perbuatan kita. Akhlak mulia tidak hanya ditunjukan dengan sopan santun dalam bersikap di hadapan sesama manusia. Namun, juga tercermin dalam sikap kita terhadap lingkungan. Sehingga bumi ini akan terjaga jika dikelola oleh manusia-manusia yang berakhlak mulia; terampil melestarikan, mengelola dan tidak merusak.
Oleh karena itulah Rosululloh Saw. mewasiatkan, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dalam wasiatnya yang lain beliau bersabda,“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. Tirmidzi).
Semoga Alloh Swt. membimbing kita menjadi hamba-hamba-Nya yang berakhlak mulia. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari