Detik-detik menjelang wafatnya Rasulullah
Oleh : Ema
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
"Demi Allah, seandainya jenazah yang kalian tangisi bisa berbicara sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut dan mulai menangisi diri kalian sendiri"
(Imam Ghozali mengutip Atsar Al-Hasan)
(Imam Ghozali mengutip Atsar Al-Hasan)
Sabda Rasulullah. SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)
Kita sudah sering membaca kisah ini, sekedar me-refresh dan menambah kecintaan kita kepada Rasulullah.... Mari kita renungkan kembali kisahnya....
Pagi itu, dalam sebuah khutbahnya Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
"Wahai ummatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al Quran. barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk syurga bersamaku".
"Wahai ummatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al Quran. barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk syurga bersamaku".
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Ummar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya.
Utsman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua", desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhail dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhail dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar.
Ketika Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk ?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam" kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" Tanya Rasulullah.
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam" kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" Tanya Rasulullah.
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap putrinya dengan pandangan yang menggetarkan. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa jibril tidak ikut menyertai.
Kemudian dipanggilah jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut roh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu - pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu", Kata Jibril. Tapi itu semua tak membuat Rasulullah lega, matanya penuh dengan kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" Tanya Rasulullah.
"Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya", Kata Jibril
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" Tanya Rasulullah.
"Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya", Kata Jibril
Detik - detik semakin dekat, saatnya izrail melakukan tugas. Perlahan roh Rasulullah ditarik, nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimpuh peluh... Urat-urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini". Lirih Rasulullah. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk dalam dan jibril membuang muka.
"Jijikkah kou melihatku, hingga kou palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal", Kata Jibril.
"Jibril, betapa sakitnya sakaratul maut ini". Lirih Rasulullah. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk dalam dan jibril membuang muka.
"Jijikkah kou melihatku, hingga kou palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah.
"Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal", Kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karna sakit yang tak tertahankan.
"Ya Allah, sakit sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku". Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu".
"Ya Allah, sakit sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku". Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu".
Sahabat saling berpelukan, Fatimah menutup tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummati, ummati, ummati? ( umatku, umatku, umatku)".
"Ummati, ummati, ummati? ( umatku, umatku, umatku)".
Dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.
Kini... mampukah kita mencintai sepertinya ❓ sebagaimana Rasul mencintai kita.... hingga akhir hayatnya tiba....
Kini... mampukah kita mencintai sepertinya ❓ sebagaimana Rasul mencintai kita.... hingga akhir hayatnya tiba....
Allahumma sholli'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi.