Mengapa Kini Diri Tak Mampu
Oleh : Ummu Adib
Oleh : Ummu Adib
Saudara syurgaku...
Bagaimana tilawah dan qiyamulail diri selepas Ramadhan, adakah lidah-lidah tetap basah dengan lafadz-lafadz cinta-Nya. Ataukah kini lidah kelu dan tak sempat pada qalbpun terlintas untuk menggenggam, mendekap himpunan ayat-ayat cinta-Nya. Dan kaki-kaki masihkah tegap berdiri pada malam pekat.
Rabbana...
Mungkin karena begitu banyak kata-kata tak pantas yang diri ucapkan saat berjumpa dengan keluarga besar, hingga kini... kelu lidah tak mampu bertilawah Quran sebagaimana waktu silam.
Mungkin karena betapa banyak kemaksiatan selepas Ramadhan sehingga kini sulit bagi diri untuk mengerjakan qiyamullail dan bermunajat pada Rabb.
Saudara syurgaku...
Ahmad bin Abil Hawari pernah menuturkan kepada Abu Sulaiman Ad-Darani, “Tadi malam aku tidak mengerjakan Shalat Witir, aku tidak mengerjakan dua rakaat sunnah fajar. Aku juga tidak melaksanakan Shalat Subuh berjamaah”
Abu Sulaiman Ad-Darani menyatakan, “Itu terjadi karena perbuatanmu sendiri. Allah tidak berbuat zhalim kepada hamba-Nya. Engkau telah tertimpa syahwat. Tidaklah seseorang tertinggal melaksanakan Shalat Berjamaah, kecuali karena dosa-dosa yang ia lakukan.”
Ahh...
Sungguh luar biasa generasi ulama terdahulu. Karena sedikit berbuat alpa, maka mereka mengetahui darimana syaithan masuk ke dalam diri mereka.
Sementara diri ini terlalu banyak alpa sehingga syaithan masuk dari berbagai pintu-pintu alpa.
Al-Auza'i berkata; "Aku mendengar Bilal bin Sa'ad berkata, ' Banyak sekali orang yang bergembira, padahal dia tertipu, dia makan, minum, dan tertawa, sedangkan Allah telah menetapkannya sebagai bahan bakar api neraka.' "
[Teladan Hidup Orang-orang Pilihan, Pustaka Ibnu Katsir]
[Teladan Hidup Orang-orang Pilihan, Pustaka Ibnu Katsir]
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya teIah datang kepadamu kebenaran (Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu".
[QS Yunus : 108]
Sungguhkah diri tak rindu syahdunya tilawah Quran, menghurai satu persatu ayat-ayat cinta-Nya.
Sungguhkah diri tak rindu nyamannya bermunajah, menangis, menatap kelemahlembutan dan kebesaran-Nya.
Ataukah qalb diri yang tengah membatu, kelam dan gulita sehingga sinaran iman meredup tergerus meletupnya syahwat dan maksiat diri selepas Ramadhan dengan tabir merayakan fitri.
Rabbana...
Jika qalb kami mengeras... mohon lembutkanlah.
Jika ternyata qalb kami telah hitam, membatu... mohon anugerahkan kepada kami qalb baru, yang lembut, yang mudah menerima dan menyimpan sinaran cahaya-Mu.
Jika qalb kami mengeras... mohon lembutkanlah.
Jika ternyata qalb kami telah hitam, membatu... mohon anugerahkan kepada kami qalb baru, yang lembut, yang mudah menerima dan menyimpan sinaran cahaya-Mu.
#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah
Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOj
DTI/53/30/07/2015
oaseodoj@gmail.com