12 April 2016

Penghasut Tapi Merasa Pahlawan


Penghasut Tapi Merasa Pahlawan
Oleh : Jamil Azzaini 

Kemarin, saya mendapat banyak kiriman foto melalui whatsapp tentang kesesatan sebuah buku (modul). Setelah itu saya juga membaca di social media banyak sekali hujatan senada yang disebarluaskan. Untuk urusan yang sangat sensitif, saya punya kebiasaan saring dulu sebelum sharing. Melalui teman-teman wartawan, dinas terkait dan tokoh-tokoh yang saya kenal, saya mencari tahu kebenaran berita tersebut.

Malam harinya, pukul 23.45, saya mendapat kiriman whatsapp dari mbak Peggy Melati Sukma di salah satu group whatsapp yang saya ikuti. Ternyata berita yang tersebar tidaklah utuh. Buku (modul) yang dikutip tidak sempurna. Ada persaingan bisnis di dalamnya. Ngeri! Padahal sebagian orang sudah “menstempel” buruk dan negatif institusi (penerbit buku) tersebut.

Memotong suatu informasi atau ilmu, sehingga pesan yang disampaikannya menjadi tidak utuh, sungguh sangat berbahaya. Bahkan kutipan dari kitab suci Al-Qur’an, bila disampaikan tidak utuh bisa menyesatkan. Contohnya, apabila Anda hanya menyampaikan Surat Al-Maun (107) ayat 4 tanpa dilanjutkan ayat berikutnya bisa sangat menjerumuskan. Berikut arti dari ayat 4, 5, 6 dan 7 surat Al-Maun, “Maka celakalah orang yang salat (4). Yaitu, orang yang lalai terhadap shalatnya (5). Yang berbuat riya (6). Dan enggan memberikan pertolongan/bantuan (7).

Jauhi “menghakimi” atau menilai sesuatu yang hanya sebagian-sebagian. Saat bertamu ke rumah seseorang dan kebetulan sang suami dan istri sedang “adu mulut” atau saling marah maka kita tidak bisa menilai bahwa keluarga itu tidak harmonis. Boleh jadi, itu bumbu keharmonisan rumah tangganya. Saling marahnya hanya 1 jam diantara ribuan jam yang sudah mereka jalani.

Hentikanlah kebiasaan menyebar berita/informasi yang belum pasti kebenarannya atau belum lengkap informasinya. Karena itu adalah mental penghasut. Selain sangat merusak kehidupan bermasyarakat, juga tidak disukai oleh Sang Maha Tahu. Apalagi kemudian Anda merasa hebat karena seolah merasa berbuat baik padahal berita yang disebarkan merusak dan tidak lengkap serta menyesatkan persepsi banyak orang.

Dan bila ternyata dikemudian hari Anda tahu bahwa berita yang Anda sebarkan keliru namun Anda biasa saja, tidak merasa bersalah, tidak merasa berdosa, tidak meminta maaf kepada yang sudah Anda fitnah, itulah tanda bahwa memang Anda sudah menjadi penghasut tapi merasa pahlawan dan merasa masih orang baik. Sungguh memalukan…

SuksesMulia!

Penghasut Tapi Merasa Pahlawan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ustad Rudi

 

Top