Rugi Duit, Untung Relasi
Oleh : Jaya Setiabudi
Oleh : Jaya Setiabudi
Tak selamanya bisnis harus untung dalam setiap transaksi.
Saya pernah, bahkan berkali-kali nombok karena berbagai macam alasan.
Seperti pernah saya ceritakan, bahwa salesman saya pertama kali, yang seorang mantan satpam, dia membuat kerugian S$ 800 di hari pertama dia kerja. Kenapa?
Karena dia salah memberi harga ke customer saya dan customer telanjur order.
Kenapa tidak saya ralat?
1.Tak mudah meralat, karena harus meminta persetujuan ke atasan mereka.
1.Tak mudah meralat, karena harus meminta persetujuan ke atasan mereka.
2.Kalo ternyata harga kita lebih mahal dari kompetitor, menyulitkan mereka untuk mencancel PO dan ubah supllier.
3.Hubungan jadi hancur karena 1 order.
Maka dari itu saya putuskan untuk tetap menerima order dan mengirim barang dalam kondisi rugi.
Yang ekstrim lagi, pernah kejadian CUSTOMER yang SALAH HARGA saat membuat PO. Dan dia minta tolong saya untuk tetap memproses barangnya dalam kondisi RUGI.
Alasannya karena takut dimarahin atasan. Apakah saya proses?
Iya, tetap saya proses, demi hubungan baik kita. Anggap saja itu uang entertain dia.
Ayah saya berpesan dalam sebuah surat, saat masih kuliah, "We may lose some battles to win the war.." Mengalah bukan berarti kalah, justru mengalah untuk menang.
Kadang kita perlu kalah dalam beberapa pertempuran untuk memenangkan peperangan yang besar.
Jadi... hitunglah untuk jangka panjang, bukan jangka pendek..