Tergantung Sudut Pandang
Oleh : Jamil Azzaini
Beberapa hari yang lalu, saya ikut mengawal anak saya yang sedang Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di SMA Insantama Bogor. Salah satu kegiatannya adalah berjalan kaki di beberapa tempat antara Bogor ke Cianjur. Saat berjalan di kawasan Rainbow Hills, Sentul, Bogor, sang pemandu berkata, “Ayo semangat, di depan jalan menurun!”
Mendengar teriakan itu, beberapa siswa menjawab, “Di depan itu tanjakan, pak.” Dengan cepat pemandu menjawab, “Kan kalau dari arah berlawanan menurun.” Siswa yang mendengar penjelasan guru pun tertawa. Sang pemandu menambah, “Ingat, tergantung sudut pandang, perspektif.” Berjalan kaki di lokasi yang naik turun itu pun menjadi menyenangkan.
Ya, segala sesuatu tergantung sudut pandang. Saat ada masalah, orang yang berpikir negatif akan mengeluh dan merasa terbebani. Sementara bagi mereka yang berpikir bisnis, akan berkata “Selalu ada peluang disetiap masalah yang dihadapi orang. Dan didalam kata peluang, pasti ada uang.” Bagi orang lain masalah, bagi pebisnis adalah saatnya mendulang rupiah.
Dikisahkan, ada seorang yang tidak bisa menahan kentut. Suatu hari, ketika berkumpul dengan teman-temannya ia kentut. Sontak saja, teman-temannya protes. Maka orang yang kentut ini bertanya, “Menurut kalian kentut itu baik atau buruk?” Serentak mereka menjawab, “Buruk,” Maka yang kentut langsung berkilah, “Keburukan harus dibuang, maka saya buanglah kentut saya.”
Setelah beberapa saat ngobrol kesana kemari dengan berbagai topik, tiba-tiba orang tersebut kentut lagi. Karuan saja teman-temannya protes lagi. Dan yang kentut lagi-lagi bertanya, “Menurut kalian kentut itu baik atau buruk?” Karena saat dijawab buruk yang kentut punya jawaban, maka mereka semua serentak menjawab, “Kentut itu baik.”
Mendengar jawaban itu, orang yang hobinya kentut sambil tersenyum berkata, “Namanya kebaikan harus dibagi-bagi. Jadi, gak salah dong saya bagi-bagi kentut.” Hehehehe… Jangan ditiru ya, ini perspektif yang keliru.
SuksesMulia!